Kemana arah anak panah,
Yang terlepas dari lereng pengharap?
Disini aku masih menatap bayang-bayang sukma
Yang kau lepas lewat mimpi
Usah kita renggang
Kau masih lekat diangan-angan
Disini aku berkidung,
Kidung yang pernah kita ucapkan
Dari sela-sela lorong kehidupan
Kita tancapkan kesetiaan
Walaupun …..
Terpisah jarak dan waktu
Senin, 05 Oktober 2009
SAMBUTLAH “SICINTA”
Saat malam mulai larut
Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam ketakutan
Karena hati terpasung dalam kesepian
Kesedihan dan kesendirian
Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah
Pagi mewakili hati baru
Aku terbangun dari panjangnya malam
Perlahan aku bergerak
Berdiri dan kubuka jendela
Tersiratlah cahaya matahari pagi menyinari
Menghempaskan semua khayalan kepahitan
Memang aku harus tetap tegak berdiri
Songsong hari yang baru
Sambut dengan sesuatu yang indah
Wujudkan misteri cita dan cinta
Sambutlah “si Cinta” yang cantik
Sambutlah “Cinta”
Sayangi “Cinta”
Cintailah “Cinta”
Berikan dia senyum
Warnailah hari-harinya dengan cinta
Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam ketakutan
Karena hati terpasung dalam kesepian
Kesedihan dan kesendirian
Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah
Pagi mewakili hati baru
Aku terbangun dari panjangnya malam
Perlahan aku bergerak
Berdiri dan kubuka jendela
Tersiratlah cahaya matahari pagi menyinari
Menghempaskan semua khayalan kepahitan
Memang aku harus tetap tegak berdiri
Songsong hari yang baru
Sambut dengan sesuatu yang indah
Wujudkan misteri cita dan cinta
Sambutlah “si Cinta” yang cantik
Sambutlah “Cinta”
Sayangi “Cinta”
Cintailah “Cinta”
Berikan dia senyum
Warnailah hari-harinya dengan cinta
JIWA2 YANG PUPUS
Aku t’lah kehilangan dirimu
Hingga aku tan bisa menjerit
Membisu tak bisa menjawab
Karena diriku tak ada lagi air
Tidak ada lagi hujan,
Tidak ada lagi angin,
Tiada lagi api
Yang menghidupiku ……
Cinta,,,
Jiwa pupus, saat pergi tinggalkan rindu
Cinta,,,
Embunlah air matanya. Kangen bintangnya
Berkelip di sepinya malam dingin
Hingga sepinya malam, indah
Cinta,,,
Tak untuk lemah, tak jiwa kuat,
Cinta,,,
Merbohkan gedung,mengubah gunung menjadi sebutir pasir
Mengasah batu menjadi mutiara
Perpisahan jadi sobat
Fana jadi baka
Hingga aku tan bisa menjerit
Membisu tak bisa menjawab
Karena diriku tak ada lagi air
Tidak ada lagi hujan,
Tidak ada lagi angin,
Tiada lagi api
Yang menghidupiku ……
Cinta,,,
Jiwa pupus, saat pergi tinggalkan rindu
Cinta,,,
Embunlah air matanya. Kangen bintangnya
Berkelip di sepinya malam dingin
Hingga sepinya malam, indah
Cinta,,,
Tak untuk lemah, tak jiwa kuat,
Cinta,,,
Merbohkan gedung,mengubah gunung menjadi sebutir pasir
Mengasah batu menjadi mutiara
Perpisahan jadi sobat
Fana jadi baka
Langganan:
Postingan (Atom)